JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
RD. ABDURRAHMAN
(A1C117015)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Percobaan 1
I.
Judul Percobaan : ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT
ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN
II.
Hari, Tanggal :
Sabtu, 23 Februari 2019
III.
Tujuan Percobaan :
Pada akhir percobaan ini mahasiswa harus
dapat dan
memahami mengenai,
a. Prinsip
dasar dalam Analisa kualitatif dalam kimia organik.
b. Tahapan
kerja Analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen,
halogen dalam suatu senyawa organic dan penenruan kelas kelarutannya.
c. Mencoba
beberapa senyawa unknown untuk dianalisa.
IV.
Landasan Teori
Bahan organik adalah kumpulan beragam
senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa
anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan
ototrofik yang terlibat dan berada di dalamnya (Madjid, 2008).
Secara normal bahan organik tersusun oleh
unsur-unsur C, H, O, dan dalam beberapa hal mengandung N, S, P dan Fe. Karbon,
yang merupakan penyusun utama bahan organik dan merupakan elemen atau unsur
yang melimpah pada semua makhluk hidup. Senyawa karbon adalah sumber energi
bagi semua organisme. Keberadaan karbon anorganik dalam bentuk CO2, HCO3¯, dan
CO3¯ mengatur aktivitas biologi perairan (Effendi, 2007).
Analisis merupakan suatu bidang ilmu kimia
yang mempelajari tentang identifikasi suatu spesies, penentuan komposisi, dan
elusidasi strukturnya (Khopkar, 1990). Berdasarkan tujuannya, analisis kimia
dapat diklasifikasikan menjadi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi suatu spesies dan
elusidasi struktur spesies tersebut (W. Haryadi, 1990). Analisis kuantitatif
bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi suatu spesies.
Analisa organik kualitatif adalah
pengajaran yang banyak bergerak dalam bidang identifikasi senyawa organik yang
tidak diketahui (unkwnown). Keberhasilannya ditntukanoleh banyak factor yang
berhubungan erat dengan sifat yang khas dari masing-masing senyawa atau
camprannya dan Teknik atau pola kerja Analisa yang istematik.
Kerja
analisa dalam organik kualitatif terutama akan mencakup bidang-bidang analisa
unsur, klasifikasi kelarutan dan sifat fisik, klasifikasi gugus fungsi dengan
cara identifikasi sifat derifatnya.
a. Analisa
unsur
Tahap
pertama analia organik kualitatif adalah menentukan adanya unsur unsur karbon,
hidrogen, oksigen, halogen, belerang dan fosfor. Karbon dan hidrogen ditentukan
dengan cara memanaskan wsenyawa dengan tembaga (II) oksida, akan terjadi
oksidasi menghasilkan CO2 yang menunjukkan karbon dan H2O
menunjukkan adanya hidrogen. Adanya CO2 bisa ditunjukkan dengan
cara melewatkan gas dalam Ca(OH)2 yang menjadi keruh endapan putih
(CaCO2). Sedangkan H2O akan terlihat berupa uap/tetsan
air dalam tabung raksi.
Untuk
menentukan adanya nitrogen, halogen dan belerang, ditentukan melalui cara
leburan-natrium. Senyawa organic yang mengandung N, X, atau S, bersifat basa
polar, bukan bentuk ionnya. Oleh karena itu dibuat terlebih dahulu leburannya
dengan logam natrium, membentuk senyawa senyaw anorganiknya
Suhu
C, H, O, N, X dan S + Na =====> NaCN, NaOH, NaX, Na2S
tinggi
Berbentuk
larutan yang jernih dan dan selanjutnya dites dengan cara umum untuk:
Nitrogen. Tes lassaigne/ prussion blus. Natrium
sianida diubah menjadi natrium ferrosianida yang dengan FeCl2 akan
membentuk endapan biru dari Fe4(Fe(CN)6)3.
Halogen. Tes halida perak. NaX dengan larutan AgNO3
dalam suasana asam nitrat akan menghasilkan endapan AgX yang berwarna (AgCl
putih-abu, AgBr kuning). Larutan Pb-asetat akan terjadi endapan coklat tua, PbS. Jika digunakan larutan Nanitroprossida, Na2Fe(CN)5NO sebagai pereaksi akan memberikan warna merah ungu.
. Tes Kelarutan
Setiap senyawa organic mempunyai sifat kelarutan yang khas, yang
meliputi jenis pelarut dan jumlah kelarutannya. Untuk ini bisa dilihat tabelnya
dalam handbook. Sifat kelarutan akan membantu mempersempit ruang gerak analisis
secara kimia maupun spektroskopis. Sistimatik klasifikasi kelarutan yang dibuat
Kamm dalam bentuk kelas dan jenis pelarutnya (lihat bagan berikut).
Dari penentuan kelarutan ini, bisa ditentukan termasuk kelas mana, S1 =
polar, S2 = Garam, A1 = Asam kuat, A2 =
Asam lemah, B = Basa, M = tanpa N & S, N dan I = inert (Penuntun Kimia
Organik I, 2016)..
Zat-zat organik dan unsur-unsur yang
menyusunnya memainkan peran penting untuk kelangsungan makhluk hidup.
Kereaktifan dan fungsi zat-zat organik dalam kehidupan makhluk hidup ditentukan
oleh keragaman unsur penyusunnya. Oleh karena itu identifikasi kandung unsur
penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan
dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain
itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi
rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat
kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar.
Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga
memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain.
Dengan mengetahui teknik-teknik analisis unsur penyusun suatu senyawa organik
dan mengetahui tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut anda
dapat berinisiatif merancang eksperimen sendiri dan mendapat pengetahuan dan
pemahaman baru (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
·
Cawan porselen
·
Pemanas Bunsen
·
Tabung reaksi
·
Sumbat
·
Pipa penyuling gas
·
Tabung pengalir gas
·
Kawat tembaga
·
Kertas saring
·
Gelas kimia 100 mL
5.2 Bahan
·
Serbuk CuO kering
·
Gula
·
Ca(OH)2
·
CCl4
·
CaO
·
Air suling
·
HNO3 encer
·
AgNO3 encer
·
Asam asetat
·
Larutan unknown
·
Pb asetat 10%
·
Na-Nitroposida
·
Larutan FeSO4
·
Laerutan KF 10%
·
Asam sulfat enscer (20-25%)
·
Larutan eter
·
Asam sulfat enscer (10-20%)
·
Larutan NaOH 5%
·
NaHCO3 5%
·
H3PO4
VI.
Prosedur Kerja
6.1 Analisa
unsur
6.1.1
Karbon dan hidrogen
Ditempatkan 1-2 gram CuO kering ke dalam cawan
porselen, kemudian dikringkan diatas pemanas Bunsen, selagi hangat campurkan
denga sejumlah gula (lebih kurang 1/10 jumalah CuO), dipindahkan campuran
krdalam tabung reaksi pyrex dilengkapi sumbat dan pipa pengalir gas. Susun
tabung pengalir gas, sehingga gas yang mengalir bias masuk ke tsbung yang
berisi 10 ml larutan Ca(OH)2. Panaskan campuran dan perhatikan air
yang mengembung di tabung reaksi bagian atas.
6.1.2
Halogen
Tes Beilstein. Panaskan kawat tembaga sampai
kemerah-mrhan dan tak memberikan nyala lain. Dinginkan, lalutetesi kawat
tersebut dengan dua tetes CCl4. Pijarkan kembali lalu amati warbna
nyala yang dinunjukkan soleh uap Cu-halida yang terbentuk.
Tes CaO. Dipanaskan CaO bebas halogen kemudian ditambahkan CaO
dengan dua tetes CCL4 dan didihkan dengan 5-10 mL air suling, lalu tuangkan
kedalm gelas kimia 100 mL dan larutan dalam HNO3 encer ( 1 vol HNO3
pekat dalam 1 vol air suling). Kalau larutan jernih tak didapat, saring dan
tambahkan 2-3 ml larutan AgNO3 encer (5-10). Amati yang terjadi.
6.1.3
Metode Leburan dengan Natrium
Ditempatkan tabung reaksi kecil kedalam keeping asber,
dimasukkan sebiji logam Na kemudian dipanaskan sampai meleleh dan ditambahkan
cuplikan halogen, S dan N secepatya. Pijarkan kembali btabung sampai membara.
Ketika tabung masih membara, masukan
tabung kedalam gelas kimia 100 ml yang
biri 15 ml air suling.Tabung akan segerapecah, sisa sedikit Na akan bereaksi
dengan air. Bila reaksi ssudah kembali tenang, hancurkan bagian sisa tabung,
lalu didihkan diatas api, saring dengan kertas aring biasa lalu gunakan larutan
ini (=larutan Lassaigne) untuk keperluas tes-tes berikutnya:
a. Belerang
Asamkan 3 ml larutan L dengan asam asetat,
didihkan dan periksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah
ditetesi Pb_asetat 10%. Amati yang terrjadi. Pada bagian larutan L lainnya,
tambahkan 1-2 tetes larutan Na-m\nitroprosida. Amati warna larutan yang
terjadi.
b. Nitrogen
Kedalam 3 ml larutan L, ditambahkan 5 tetes
larutan FeSO4 yang masih baru, 1 tetes larutan FeCl3 dan
5 tetes KF 10%. Ditambahkan 1-2 ml NaOH 10 %, didihkan. Diasamkan dengan asam
sulfat encer (20-25%) ( jika tidak adabelerang), ditambahkan 3 ml larutan L dan
5 tetes FeSO4, kemudi diasamkan dengan H2SO4
encer (10-20 %), tahbahkan 5 tetes larutan KF 10 % dan 1 tetes larutan FeCl3
untuk mendapatkan endapan berlin.
c. Halogen
Asamkan 3 ml larutan L dengan larutan HNO3
encer ( 1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air suling). Jika N dan S ada,
didihkan hati-hati untuk 5-10 menit, untuk menghilangkan HCN atau H2S
yang mungkin terbentuk. Tambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer (5-10%),
dan lanjutkan pendidihan beberapa menit. Endapan yang banyak menandakan adanya
halogen, bila ada sedikit mungkin jhanya pengotor dalam pereaksi.
6.2 Penentuan
kalas kelarutan
Tentukan kelas kelarutan dari 5 senyanya yang
ditunjukkan oleh dosen/asisten,catat: nama senyawa, struktur (cari dalam
handbook), unsur yang dikandungnya dan bau serta warnanya.
6.2.1
Kelarutan dalam air
Kedalam tabung reaksi reaksi besar masukan lebih
kurang 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair, lalu tambahkan 3 ml air suling, kocok kuat-kuat. Larutan
jernih, bearti larut dalam air (+), larutan keruh bearati tak larut dalam air
(-). Bila hasilnya (+), selanjutnya lakukan tes kelarutan dalam eter, bila (-)
lanjutkan tes kelarutan dengan pelarut lainnya.
6.2.2
Kelarutan dalam eter
Sama seperti diatas, tambahkan 5 ml larutan HCL 5%
kocok dan amati. Larutan jernih bearti hasilntya (+). Larut dalam eter atau
sebaliknya.
6.2.3
Kelarutan dalam NaOH 5%
Sama seperti diatas, tambahkan 3 ml larutan NaOh 5%.
Larutan jernih bearti (+), biasaya disertai perubahn warna- dan bila keruh
berarti (-).kalau terjadi keraguan, campuran disaring dan filtratnya dinetralka
dengan asam HCL encer jika keruh (+). Bila (+) lanjutkan dengan NaHcO3.
6.2.4
Kelarutan dalam NaHCO3
Sama seprrti diatas, dengan menambahkan 3 ml larutan
NaHCO3 5%. Bila timbul gas CO2 berarti hasilnya (+)
sebaliknya(-).
6.2.5
Kelarutan dalam HCl
Sama seperti diatas, tambahkan 5 ml larutan HCl 5%
kocok dan amati. Larutan jernih berarti hasilnya (+) bila keruh, kalua
meragukan, campuran disaring, lalu kedalam filtrat ntralkan dengan larutan NaOH
encer. Bila larutan jadi keruh berarti hasilnya (+)
6.2.6
Kelarutan dalam H2SO4
Sama sepertidiatas, tambahkan 3 ml H2SO4
pekat kocok hati-hati. Bila jernih atau timbul panas atau perubahan warna,
berarti (+).
6.2.7
Kelarutan dalam H3PO4
Sama seperti diatas dengan menambahkan asam posfat
pekat. Jeernih artiya (+). Selanjutnya dibuat table atau diagram hasil
[engamatan kelarutan dan ambil kesimpulannya.
Berikut ini cuplikan video mengenai analisis unsur belerang dalam senyawa organik:
https://www.youtube.com/watch?v=F8m3ti2FoAc
pertanyaan:
1. Kenapa pada saat penambahan sodium nitroprusside pada sodium fusion extract larutan berubah menjadi warna ungu?
https://www.youtube.com/watch?v=F8m3ti2FoAc
pertanyaan:
1. Kenapa pada saat penambahan sodium nitroprusside pada sodium fusion extract larutan berubah menjadi warna ungu?
2. Apa yang menyababkan larutan berubah menjadi hitam ketika
mencampurkan natrium sulfida dan timbal (II) asetat?
3 Apa fungsi asam acetat lead acetate test pada video diatas?
Assalamualaikum saya muhammad yamin dengan Nim A1C117047 ingin mencoba menjawab pertanyaan no 1 larutan berubah benjadi ungu karna terjadi reaksi dari sodium fusion extrack yang bereaksi dengan sodium nitroprusside sehingga larutan tersebut menjadi ungu.
BalasHapusSaya novela melinda nim A1C117007. Saya ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Larutan berubah menjadi hitam karna ketika natrium sulfit direaksikan dengan timbal asetat akan menghasilkan senyawa PbS. Dimana senyawa tersebutlah yg menghasilkan warna hitam
BalasHapusAssalamualaikum warahmatullah..
BalasHapusSaya mirna dengan nim 013, saya akan mencoba menjawab permasalahan ketiga. Fungsi asam asetat pada video tersebut adalah untuk mengasamkan larutan Na2S.
Semoga bermanfaat, wasaalam