JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
RD. ABDURRAHMAN
(A1C117015)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul
Pembuatan Aseton
II. Hari/ Tanggal
Sabtu/ 6 April 2019
III. Tujuan
- Dapat mengetahui macam-macam teknik dalam sintesis Aseton
- Dapat menghitung remdemen yang terbentuk.
Keton merupakan Gugus karbonil yang terdapat pada senyawa
organik yang dimana gugus karbonilnya terikat dengan dua buah gugus alkil.
Senyawa organik keton sendiri pada gugus karbonilnya tidak mengandung atom
hidrogen yang terikat. Keton juga merupakan suatu senyawa organik yang karbon
karbonilnya dapat dihubungkan dengan dua atom karbon lainnya dan salah satu
turunan dari keton yang paling sederhana asalah aseton. (Wilbraham, 1992).
Suatu senyawa keton yang paling sederhana adalah aseton atau
2-propanon. Aseteton atau 2-propanon memiliki
ciri-ciri tidak berwarna, mudah menguap dan juga termasuk pelarut organik yang
mudah terbakar. Secara alamiah aseton bisa ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, dan
juga sebagai hasil penguraian metabolisme lemak pada hewan. Selain itu aseton
juga terdapat pada urin dan darah manusia dalam jumlah sedikit tetapi dalam jumlah
banyak ditemukan pada penderita diabetes.Adapun kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari sangat banyak kita lihat misalnya
aseton dapat digunakan untuk membersihkan warna kuteks, key board laptop atau
komputer yang kotor, bahkan juga utk membuat lantai lebih mengkilap, menghilangkan
noda pada cangkir yang terbuat dari porselin, membuat sepatu anda semakin
mengkilap, menghilangkan goresan pada kaca jam tangan anda, termasuk
membersihkan whiteboard yang sudah kotor karena tinta spidol. Selain itu juga
aseton juga dapat digunakan sebagai pelarut, bahan dasar plastik dan berbagai
produk kosmetik dan obat-obatan (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/).
Aseton merupakan golongan keton yang paling
sederhana, berupa cairan tidak berwarna dan mudah terbakar. Larut didalam air dengan semua perbandingan,
selain didalam air, juga larut dalam etanol, dietil eter dan lain-lain. Aseton
juga merupakan pelarut yang penting. Aseton memiliki berat jenis yaitu 0,812 g/mL pada temperatur 00C.
Aseton memiliki bau yang khas, juga merupakan pelarut yang baik bagi zat-zat
organik. Aseton biasa digunakan dalam pembuatan plastik, serat, obat-obatan,
serta senyawa kimia lainnya. Aseton juga digunakan dalam pembuatan mesiu yang
tidak berasap dan pembuatan sel koloid yang berguna sebagai bahan asal bagi
senyawa penting, misalnya kloroform dan iodoform ( Fieser, 1957).
Aseton dapat ditemukan
pada emisi langsung dari sumber-sumber biologik, oksidasi atmosferik dan
berbagai hidrokarbon biogenik, atmosfer sebagai hasil dari reaksi fotokimia dan
hidrokarbon alam. Aseton juga ada dalam beebrapa sumber biologik yang banyak
dikenal yaitu dekarbosilasi enzimatik dan asetoasetat pada hewan. Aseton dapat
diperoleh melalui beberapa teknik yaitu dengan pemaanasan kalsium asetat,
oksidasi alkohol sekunder yaitu 2-propanol dengan menghangatkan kalium dikromat
dan juga kalium permanganat. Aseton banyak digunakan dam pembutan senyawa,
salah satunya kloroform dan idoform. Aseton dapat larut dalam air yang mana
merupakan senyawa polar yang dapat larut dalam pelarut zat organik (Halleman, 1968).
Untuk mengidentifikasi senyawa aseton dapat
dilakukan dengan mengunakan hidrazin yang akan menghasilkan gas hidrogen.
Senyawa aseton ini memiliki sifat yang sangat mudah sekali menguap dan juga
terbakar. Jika uap nya menguapa akan menimbulkan percikan api yang mana ini
akan menimbulkan kebakaran. Jika uapnya terhirup maka akan membuat kerja sistem
syaraf menjadi terganggu. Hal ini karena aseton termasuk dalam skala 3 dengan
flash point kurang dari 100 oF, yang tentunya merupakan senyawa yang berbahaya
dan harus diperlakukan dalam mengelolahnya secara hati-hati. Aseton memiliki
tipe reaktivitasnya adalah tidak
reaktif. Aseton akan bersifat relatif stabil pada saat tekanan dan temperatur
yang normal(Elsevier, 2013).
V. Alat & Bahan
5.1 Alat
5.1 Alat
1. Batang pengaduk
2. Erlenmeyer 100 ml
3. Gelas beker 200 ml
4. Gelas beker 500 ml
5. Gelas ukur 50 ml
6. Heating mantle
7. Kaca arloji
8. Labu leher tiga 500 ml
9.
Pengaduk
10. Peralatan
destilasi lengkap
11. Pipet tetes
12. Spatula
13. Termometer
5.2 Bahan
1. Akuades
2. Asam sulfat pekat (H2SO4)
3. Es batu
4. Kristal kalium permanganat (KMnO4)
5. Isopropil Alkohol atau propanol
6. Klium dikromat (K7CrO7)
6. Klium dikromat (K7CrO7)
VI. Prosedur Kerja
6.1 Pembuatan Aseton dengan Kalium Permanganat
1. Dirangkai alat destilasi (yang terdiri dari statif, klem, thermometer, pipa T,
hot Plate, labu leher tiga, kondensor, statif penyangga kondensor, pipa
kondensor, gelas beker, dan erlenmeyer).
2. Dipastikan dengan baik tidak ada kebocoran agar proses destilasi berjalan dengan
lancar dan
mendapatkan hasil destilasi yang baik.
3. Dimasukkan kedalam gelas kimia 85 ml aquades lalu ditambahkan dengan 12 ml
asam sulfat pekat dan 16 gram kristal KMnO4.
4. Diaduk campuran tersebut dengan hati-hati menggunakan batang pengaduk.
5. Didiamkan beberapa saat hingga campuran tidak terlalu panas.
6. Dimasukkan campuran tadi kedalam labu leher tiga secara perlahan, dan
diaduk dengan menggoyang labu leher tiga tersebut.
7. Dilakukan destilasi terhadap campuran yang sudah terbentuk pada labu leher tiga.
8. Dimasukkan batu didih kedalam labu leher tiga tersebut dengan hati-hati. Proses
destilasi dilakukan pada suhu 75o – 80oC.
8. Diukurlah volume aseton yang dihasilkan, dan timbanglah masanya.
9. Diulangi prosedur percobaan dengan menggunakan kristal KMnO4 sebanyak 20
gram.
6.2 Sintesis Aseton
dengan Isopropil Alkohol
1. Dirangkai alat destilasi
2. Dibuat campuran H2SO4 Pekat dengan isopropil alkohol ( 50 ml air ditambah
dengan 27,5 ml H2SO4 dan juga 29,5 ml isoprofil alkohol dengan suhu kurang
dari 50 drajat celcius).
3. Dimasukkan kedalam larutan tadi kedalam labu suling.
4. Dimasukkan kedalam corong pisah 10 gram K2Cr2O7 yang sudah dilarutkan
dalam 100 ml air.
5. Dipanaskan labu yang berisi campuran larutan H2SO4 Pekat dengan isopropil
alkohol tadi sampai mendidih dan angkat penanga.
6. Ditambahkan K2Cr2O7 melalui corong pisah.
7. Dilakukan destilasi setalah K2Cr2O7 habis hingga suhu 75 drajat celcius.
8. Dihitung rendemen.
2. Dibuat campuran H2SO4 Pekat dengan isopropil alkohol ( 50 ml air ditambah
dengan 27,5 ml H2SO4 dan juga 29,5 ml isoprofil alkohol dengan suhu kurang
dari 50 drajat celcius).
3. Dimasukkan kedalam larutan tadi kedalam labu suling.
4. Dimasukkan kedalam corong pisah 10 gram K2Cr2O7 yang sudah dilarutkan
dalam 100 ml air.
5. Dipanaskan labu yang berisi campuran larutan H2SO4 Pekat dengan isopropil
alkohol tadi sampai mendidih dan angkat penanga.
6. Ditambahkan K2Cr2O7 melalui corong pisah.
7. Dilakukan destilasi setalah K2Cr2O7 habis hingga suhu 75 drajat celcius.
8. Dihitung rendemen.
VIDEO
- Berdasarkan video diatas apa yang terjadi ketika kasium asetat dipanaskan?
- Coba anda jelaskan pembuatan aseton secara gaeis besar berdasarkan video diatas?
- Apa tujuan dilakukannya isolasi kolom berdasarkan video diatas?
saya ika ermayanti nim 031 saya akan menjawab nomor 2 dimana berdasarkan video diatas pembuatan aseton berasal dari kalsium asetat diamana kalsium asetat akan didistilasi sehingga membentuk aseton dan senyawa sampingan lainnya, untuk mendapatkankan senyawa aseron murni dilakukannya destilasi fraksional untuk memisahkan aseton dari senyawa lainnya
BalasHapussaya melisa oktapiani akan menjawab pertanyaan no 1. kalsium asetat akan rusak ketika dipanaskan dan membentuk kalsium karbonat dan aseton
BalasHapusHallo rahman, saya Yuyun Ernawati nim A1C117063, akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, menurut saya tujuan dari isolasi kolom untuk memasrikan kolom tetap panas sehingga uap sampai ke kondensor
BalasHapus