JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
RD. ABDURRAHMAN
(A1C117015)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul
Kromatografi Lapis Tipis & Kolom
II. Hari, Tanggal
Sabtu, 13 April
2019
III. Tujuan
1. Dapat mengetahui teknik-teknik dasar
kromatograpi lapis tipis dan kolom.
2. Dapat membuat plat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi.
3. Dapat memisahkan suatu senyawa dari campuran dengan kromatografi lapis tipis dan
2. Dapat membuat plat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi.
3. Dapat memisahkan suatu senyawa dari campuran dengan kromatografi lapis tipis dan
memurnikan dengan kolom.
4. Dapat memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom.
4. Dapat memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom.
IV. Landasan Teori
Suatu campuran senyawa dapat dipisahkan menjadi komponennya
berdasarkan pendistribusian zat antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak,
Teknik ini dikenal dengan istilah kromatografi. Azas penrting dari kromatografi
yaitu bahwa senyawa yang berbeda memiliki koefisien distribusi
yang berbeda pula diantara kedua fasa tersebut.
JIka suatu senyawa berinteraksi lemah dengan fase diam maka senyawa
tersebut akan lama tinggal didalah fase gerak dan bergerak cepat dalam sisitem
kromatograf sedangkan senyawa yang berinteraksi cepat dengan fase diam akan
lambat (Tim Kimia Organik, 2016).
Khromatografi memiliki prinsip banwa komponen penyusun suatu
zat terletak pada perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap jenis
analit terhadap fasa diam dan fasa gerak sehingga masing-masing komponen
penyusun suatu zat terpisah satu sama lain. Daya adsorpsi terhadap fasa diam dan
Kelarutan analit tersebut terhadap fasa gerak yang digunakan dapat menentukan Afinitas
suatu analit. Adsorpsi yang semakin kuat dari suatu analit terhadap fasa
diamnya akan menyebabkan kelarutannya menjadi kecil terhadap fasa gerak, Sehingga
waktu tinggalnya dalam kolom akan lebih lama dibandingkan dengan analit yang memiliki
adsopsi dengan daya yang lemah terhadap
fasa diam dan kelarutannya tinggi dengan fasa gerak yang digunakan (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
Kromatografi
mempunyai komponen yang terdistribusi
dalam dua fase. Fase tersebut berupa Fase
diam (stationary fhase) dan fase gerak (mobil fhase). Fase diam dalam
kromatografi dapat berupa padatan maupun
cairan yang terikat pada permukaan padatan, sedangkan fase gerak dapat berupa
cairan maupun gas yang dikenal dengan istilah eluen atau bias disebut juga pelarut.
Berdasarkan kombinasi antar fasa diam
dan fase bergerak, . Kromatografi dapat dibedakan seperti kombinasi cair gas;
cair cair; padat gas. Teknik kromatorafi berdasarkan jenisnya dapat berupa kromatografi lapir tipis (TLC),
kromatografi kertas, kromatografi gas, kromatografi kolom, kromatografi
ekselusif dan lainnya. Selain bertujuan untuk proses pemisahan kromatografi juga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat (Syukri, 1999). ,
Kromatografi lapis tipis (TLC)
merupakan salah satu jenis kromatografi. Kromatografi lapis tipis dikembangkan
oleh Ismailoff dan Schaiber pada tahun 1938. Kromatografi ini menggunakan media pemisah yang biasa digunakan
plat kaca, alumunium, ataupun plastik. Dalam kromatografi TLC fasa diam yang
digunakan yaitu pelat tipis sedangkan fasa geraknya dapat berupa pelarut
organik. Fase gerak akan menyerap sepanjang fase diam yang mana akan membentuk
kromatogram. Pada kromatografi ini biasanya digunakan sebagai materi pelapisnya
adalah silikka gel, juga kadang memakai bubuk selulosa (Khopkar, 2010).
Kromatografi kolom merupakan suatu teknik pemisahan yang
penting untuk pemisahan skala preparatif dari beberapa miligram sampai puluhan
gram. Dalam kromatografi kolom yaitu memurnikan zat dengan menggukan kolom. Fasa
diamnnya menggunakan sillika gel SEdangkan fasa gerak yang dugunkan adalah
pelarut organik. Sasa gerak dalam kromatografi kolom disebut dengan eluen. Eluen
merupakan campuran pelarut yang dialirkan kedalam kolom atau merambat yang
dialairkan secara terus-menerus melalui bahan penyerap menggunakan proses
adsopsi. Setiap zat yang tercampur akan terbawa turun yang mana memiliki
kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada afisinitasnya terhadap zat penyerap
atau adsorben. (Soebagio, 2005).
V. Alat & Bahan
5.1 Alat
1. Pelat Kaca Kecil
2. Kertas Saring
3. Pita Selotip
4. Gelas Piala
5. Batang Pengaduk
6. Pipa Gelas Kapiler
7. Pelat TLC Kecil
8. Bejana Pengembang
9. Tabung Reaksi
10. Kolom Kromatografi
12. Piper Tetes
13. Pensil Lunak
14. Bejana pengembang
5.3 Bahan
1. Air
2. Metanol
3. Etanol
4. Kloroform
5. Etil-asetat
6. n-heksana
7. Serium Sulfat
8. Suspensi Silika Gel
9. Larutan zat Autentik
10. Larutan Pengambang
11. Contoh Daun
12. Larutan Sampel
13. Aseton
VI. Prosedur Kerja
6.1 Kromatografi
Lapis Tipis
a. Disiapakn
plat TLC
b. Dibuat
larutan pengembangan dalam gelas piala 1 liter dengan
etanol:metanol:kloroform: etil-asetat:n-heksana:aseton
(40:68:115:140:152) ml.
c. Diambil
masing-masing sampel yang sudah diekastrak dibubuhkan
(ditotolkan)
diatas plat TLC dengan jarak kira-kira 1 cm dari tepi pelat kaca.
d. Dikeringkan
noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup).
e. Dimasukkan
pelat kedalam bejana pengembang.
f. Dimasukkan
plat kedalam bejana pengembang.
g. Dibiarkan
proses ini berlangsung sampai garis mencapai 1 cm dari tepi atas plat.
h. Diangkat plat
dari bejana.
i. Dilihat noda
dengan lampus UV atau dibuat larutan dengan serium sulfat.
j. Dihitung dan
bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2 Kromatografil Kolom
a. Disiapkan 10
eksttrak daun
b. Disiapakan
kolom kromatografi.
c. Disumbat bagian
bawah kolom dengan glass wool.
d. Dimasukkan
silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal.
e. Dimasukkan
larutan tersebut ke dalam kromatografi kolom.
f. Dimasukkan
sampel yang akan dikromatografi.
g. Diteteskan
terus-menerus pelarut kedalam kolom.
h. Ditampung
tetesan yang keluar dari kolom dengan tabung reaksi.
i. Dipisahkan
berdasarkan warnanya.
VIDEO:
PERTANYAAN:
- Berdasarkan video diatas coba anda jelaskan keunggulan dari kromatografi kolom?
- Berdasarkan video diatas jelaskan tujuan menampar-nampar kolom kaca pada proses persiapan kolom?
- Coba anda jelaskan cara memasukkan sampel dalam kromatografi kolom berdasarkan video diatas?
Putri Ayu Indah Lestari (A1C117005) akan menjawab pertanyaan nomor 1 memgenai keunggulan kromatografi kolom karena merupakan metode yang handal untuk memurnikan campuran dan memperoleh produk yang diinginkan dengan kemurnian yang tinggi
BalasHapusNovela melinda (A1C117007). Untuk pertanyaan nomor 3 menurut saya pertama kurangi pelarut didalam kolom secara perlahan tetapi tidak mengekpos silika dalam kolom tetapi mempertahankan jumlah pelarut sangat kecil. kemudian baru memasukkan sampel dengan pipet tetes dengan cara peelahan samnil mengitari kolom.
BalasHapussaya brezza (055) akan mencoba menjawab no 2 menampar kolom kaca bertujuan untuk memastikan tidak adanya gelembung udara dalam kolom saat memuat bubur silika.
BalasHapus