Selasa, 16 April 2019

Jurnal Percobaan -08 "Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom "


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I



 


DISUSUN OLEH:
RD. ABDURRAHMAN
(A1C117015)



DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019



I.     Judul            
       Kromatografi Lapis Tipis & Kolom

II.   Hari, Tanggal
       Sabtu, 13 April 2019

III. Tujuan
      1. Dapat mengetahui teknik-teknik dasar kromatograpi lapis tipis dan kolom.
      2. Dapat membuat plat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi.
      3. Dapat memisahkan suatu senyawa dari campuran dengan kromatografi lapis  tipis dan  
          memurnikan dengan kolom.
      4. Dapat memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom.

IV. Landasan Teori

     Suatu campuran senyawa dapat dipisahkan menjadi komponennya berdasarkan pendistribusian zat antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak, Teknik ini dikenal dengan istilah kromatografi. Azas penrting dari kromatografi yaitu bahwa  senyawa  yang berbeda memiliki koefisien distribusi yang berbeda pula diantara kedua fasa tersebut.  JIka suatu senyawa berinteraksi lemah dengan fase diam maka senyawa tersebut akan lama tinggal didalah fase gerak dan bergerak cepat dalam sisitem kromatograf sedangkan senyawa yang berinteraksi cepat dengan fase diam akan lambat (Tim Kimia Organik, 2016).
     Khromatografi memiliki prinsip banwa komponen penyusun suatu zat terletak pada  perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap jenis analit terhadap fasa diam dan fasa gerak sehingga masing-masing komponen penyusun suatu zat terpisah satu sama lain. Daya adsorpsi terhadap fasa diam dan Kelarutan analit tersebut terhadap fasa gerak yang digunakan dapat menentukan Afinitas suatu analit. Adsorpsi yang semakin kuat dari suatu analit terhadap fasa diamnya akan menyebabkan kelarutannya menjadi kecil terhadap fasa gerak, Sehingga waktu tinggalnya dalam kolom akan lebih lama dibandingkan dengan analit yang memiliki adsopsi dengan daya yang  lemah terhadap fasa diam dan kelarutannya tinggi dengan fasa gerak yang digunakan (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
     Kromatografi mempunyai  komponen yang terdistribusi dalam dua fase. Fase tersebut  berupa Fase diam (stationary fhase) dan fase gerak (mobil fhase). Fase diam dalam kromatografi dapat  berupa padatan maupun cairan yang terikat pada permukaan padatan, sedangkan fase gerak dapat berupa cairan maupun gas yang dikenal dengan istilah eluen atau bias disebut juga pelarut. Berdasarkan  kombinasi antar fasa diam dan fase bergerak, . Kromatografi dapat dibedakan seperti kombinasi cair gas; cair cair; padat gas. Teknik kromatorafi berdasarkan jenisnya dapat  berupa kromatografi lapir tipis (TLC), kromatografi kertas, kromatografi gas, kromatografi kolom, kromatografi ekselusif dan lainnya. Selain bertujuan untuk proses pemisahan kromatografi juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat (Syukri, 1999). ,
      Kromatografi lapis tipis (TLC) merupakan salah satu jenis kromatografi. Kromatografi lapis tipis dikembangkan oleh Ismailoff dan Schaiber pada tahun 1938. Kromatografi ini  menggunakan media pemisah yang biasa digunakan plat kaca, alumunium, ataupun plastik. Dalam kromatografi TLC fasa diam yang digunakan yaitu pelat tipis sedangkan fasa geraknya dapat berupa pelarut organik. Fase gerak akan menyerap sepanjang fase diam yang mana akan membentuk kromatogram. Pada kromatografi ini biasanya digunakan sebagai materi pelapisnya adalah silikka gel, juga kadang memakai bubuk selulosa (Khopkar, 2010). 
     Kromatografi kolom merupakan suatu teknik pemisahan yang penting untuk pemisahan skala preparatif dari beberapa miligram sampai puluhan gram. Dalam kromatografi kolom yaitu memurnikan zat dengan menggukan kolom. Fasa diamnnya menggunakan sillika gel SEdangkan fasa gerak yang dugunkan adalah pelarut organik. Sasa gerak dalam kromatografi kolom disebut dengan eluen. Eluen merupakan campuran pelarut yang dialirkan kedalam kolom atau merambat yang dialairkan secara terus-menerus melalui bahan penyerap menggunakan proses adsopsi. Setiap zat yang tercampur akan terbawa turun yang mana memiliki kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada afisinitasnya terhadap zat penyerap atau adsorben. (Soebagio, 2005).

V. Alat & Bahan
5.1 Alat
  1. Pelat Kaca Kecil
  2. Kertas Saring
  3. Pita Selotip
  4. Gelas Piala
  5. Batang Pengaduk
  6. Pipa Gelas Kapiler
  7. Pelat TLC Kecil
  8. Bejana Pengembang
  9. Tabung Reaksi
10. Kolom Kromatografi
12. Piper Tetes
13. Pensil Lunak
14. Bejana pengembang

5.3 Bahan
  1. Air
  2. Metanol
  3. Etanol
  4. Kloroform
  5. Etil-asetat
  6. n-heksana
  7. Serium Sulfat
  8. Suspensi Silika Gel
  9. Larutan zat Autentik
10. Larutan Pengambang
11. Contoh Daun
12. Larutan Sampel
13. Aseton

VI. Prosedur Kerja
 6.1 Kromatografi Lapis Tipis
      a. Disiapakn plat TLC
      b. Dibuat larutan pengembangan dalam gelas piala 1 liter dengan
          etanol:metanol:kloroform: etil-asetat:n-heksana:aseton
          (40:68:115:140:152) ml.
      c. Diambil masing-masing sampel yang sudah diekastrak dibubuhkan
          (ditotolkan) diatas plat TLC dengan jarak kira-kira 1 cm dari tepi pelat kaca.
      d. Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup).
      e. Dimasukkan pelat kedalam bejana pengembang.
      f. Dimasukkan plat kedalam bejana pengembang.
      g. Dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis mencapai 1 cm dari tepi atas plat.
      h. Diangkat plat dari bejana.
      i. Dilihat noda dengan lampus UV atau dibuat larutan dengan serium sulfat.
      j. Dihitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.

6.2 Kromatografil Kolom
    a. Disiapkan 10 eksttrak daun
    b. Disiapakan kolom kromatografi.
    c. Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool.
    d. Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal.
    e. Dimasukkan larutan tersebut ke dalam kromatografi kolom.
    f. Dimasukkan sampel yang akan dikromatografi.
    g. Diteteskan terus-menerus pelarut kedalam kolom.
    h. Ditampung tetesan yang keluar dari kolom dengan tabung reaksi.
    i. Dipisahkan berdasarkan warnanya.

VIDEO:

PERTANYAAN:
  1. Berdasarkan video diatas coba anda jelaskan keunggulan dari kromatografi kolom?
  2. Berdasarkan video diatas jelaskan tujuan menampar-nampar kolom kaca pada proses persiapan kolom?
  3. Coba anda jelaskan cara memasukkan sampel dalam kromatografi kolom berdasarkan video diatas?


3 komentar:

  1. Putri Ayu Indah Lestari (A1C117005) akan menjawab pertanyaan nomor 1 memgenai keunggulan kromatografi kolom karena merupakan metode yang handal untuk memurnikan campuran dan memperoleh produk yang diinginkan dengan kemurnian yang tinggi

    BalasHapus
  2. Novela melinda (A1C117007). Untuk pertanyaan nomor 3 menurut saya pertama kurangi pelarut didalam kolom secara perlahan tetapi tidak mengekpos silika dalam kolom tetapi mempertahankan jumlah pelarut sangat kecil. kemudian baru memasukkan sampel dengan pipet tetes dengan cara peelahan samnil mengitari kolom.

    BalasHapus
  3. saya brezza (055) akan mencoba menjawab no 2 menampar kolom kaca bertujuan untuk memastikan tidak adanya gelembung udara dalam kolom saat memuat bubur silika.

    BalasHapus