Jumat, 08 Maret 2019

Laporan Praktikum Percobaan 01 "Analisa Kualitatif Unsur-unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan"

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I




DISUSUN OLEH:
RD. ABDURRAHMAN
(A1C117015)



DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI


2019
VII. Data Pengamatan
7.1 Analisis Unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan
Tidak terjadi perubahan apa-apa
2.
Ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO)
Ketika ditambahkan gula, gula tersebut tidak tampak lagi
3.
Dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 mL Ca(OH)2 dipanaskan
Terdapat uap dan gelembung-gelembung yang timbul

7.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan kawat tembaga, dinginkan lalu ditetesi kawat dengan 2 tetes CCl4 dan dipijarkan
Pada saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan dan ketika ditambahkan benzene timbul bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih.

b. Tes CaO
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2 tetes CCl4
Tercium bau gas yang menyengat dan di pinggir dalam tabung terdapat uap air.
2.
Didihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer
Warna menjadi jenuh dan terdapat gelembung

7.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium
a. Belerang
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL larutan L dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Warna yang dihasilkan bening, saat dipanaskan seperti mendidih, larutan naik menuju ke permukaan tabung kearah kertas saring basah.
2.
Pada larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida
Setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida larutan berwarna bening.

b. Nitrogen
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Ditambahkan 5 tetes FeSO4  dalam larutan L 3 Ml
Terdapat gumpalan kecoklatan
2.
Ditambahkan FeCl3 1 tetes
Terlihat seperti ada mintak dalam larutan
3.
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
Gumpalan coklat berpindah kebawah permukaan larutan
4.
Dididihkan larutan tersebut
Larutan menjadi seperti warna putih susu
5.
Diasamkan dengan asam sulfat encer (20-30%)
Terdapat endapan biru berlin

c. Halogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL larutan L dengan HNO3 encer, dan ditambahkan 5 mL larutan AgNO3 encer (5-10%)
Timbul letupan-letupan, dan ketika ditambahkan AgNO3 warna menjadi kecoklatan. Dan ketika dididihkan terdapat banyak endapan halus.

7.2 Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1 Kelarutan dalam Air
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air (+)
2.
Tepung
Larutan keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
3.
Minyak
Jernih, namun ada batasan antara minyak dan air
4.
Putih telur
Keruh dan terdapat busa

7.2.2 Kelarutan dalam Eter
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan gula larut dalam eter(+)
2.
Tepung
Larutan keruh dan tepung sedikit larut
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minya larut dalam eter
4.
Putih telur
Larutan jernih namun ada batas antara keduanya

7.2.3 Kelarutan dalam NaOH 10%
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam NaOH 10%
2.
Tepung
Larutan keruh
3.
Minyak
Larutan keruh dan ada batas antara keduanya
4.
Putih telur
Larutan jernih dan terdapat busa

7.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 5%
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, dan menimbulkan gas CO2 (+)
2.
Tepung
Larutan keruh dan terdapat gelembung gas
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan minya telah larut (+)
4.
Putih telur
Larutan jernih dan terdapat busa

7.2.5 Kelarutan dalam HCL
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam HCL (+)
2.
Tepung
Mula-mula larutan keruh, kemudian di saring dan dinetralkan dengan NaOH  larutan menjadi jernih (+)
3.
Minyak
Larutan jernih, namun ada batas antara keduanya
4.
Putih telur
Larutan keruh, dan terdapat endapan

7.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan berwarna kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
2.
Tepung
Tidak ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minyak larut (+)
4.
Putih telur
Larutan keruh serta terdapat gumpalan di atas

7.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut (+)
2.
Tepung
Jernih, namun tepung mengendap.
3.
Minyak
Larutan keruh, dan ada batas antara minyak dengan H3PO4
4.
Putih telur
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam H3PO4

VIII.     Pembahasan
        Identifikasi kandungan unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).
8.1         Analisis Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
          Pada percobaan analisis unsur karbon dan hidrogen kami mengidentifikasinya menggunakan serbuk CuO. Pada saat praktikum dimasukkan 1-2 gram CuO kering kedalam cawan porselin dan dipanaskan pada pemanas bunsen Tidak terjadi perubahan apa-apa. Setelah dipanaskan dimasukkan sejumlah gula (1/10 jumlah CuO). Ketika ditambahkan gula, gula tersebut tidak tampak lagi. Kemudian, kita alirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 mL Ca(OH)2 dipanaskan.  Setelah dipanaskan Terdapat uap dan gelembung-gelembung yang timbul.

8.1.2  Halogen
           Pada  percobaan analisi halogen kami melakukannya dengan menggunakan tes beilstein dan tes CaO. Pada tes beilstein  yang pertama harus dilakukan adalah panaskan kawat tembaga, Pada saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan kemudianm didinginkan lalu ditetesi kawat dengan 2 tetes benzena dan dipijarkan timbul bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih.
          Pada tes CuO yang pertama harus dilakukan adalah kita panaskan CaO sampai suhu tinggi Seteah kita panaskan kita tambahkan 2 tetes benzena karena ketidaktersediaan  CCl4 kami menggunakan benzena. Setelah ditambahkan benzena Tercium bau gas yang menyengat dan di pinggir dalam tabung terdapat uap air. Kemudian kita didihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer. Kemudian, terjadi perubahan Warna menjadi jenuh dan terdapat gelembung.

8.1.3  Metoda Leburan dengan Natrium
a    Belerang
       Pada percobaan ini praktikan harus menentukan apakah uji belerangnya terdapat atau tidak. Pada saat praktikum Diasamkan 3 mL larutan L dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%. Warna yang dihasilkan bening, saat dipanaskan seperti mendidih, larutan naik menuju ke permukaan tabung kearah kertas saring basah. Selanjutnya, Pada larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida. Setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida kita amati bahwa larutan berwarna bening.

b        Nitrogen
       Pada percoabann nitrogen kami mengidentifikasi nitrogen menggunakan larutan L berupa amonik. Pada saat melakukan praktikum diambil 5 tetes FeSO4  dan ditambahkan dalam larutan L sebanyak 3 Ml. Terlihat bahwa pada larutan tersebu terdapat gumpalan kecoklatan. Kemudian kita tambahkan FeCl3 sebanyak 1 tetes. Setelah ditambahkan FeCl3 di dalam larutan tersebut terlihat seperti ada mintak dalam larutan. Kemudian, ditambahkan 5 tetes larutan KF 10% terlihat gumpalan coklat berpindah kebawah permukaan larutan. Srtelah itu kita didihkan larutan tersebut sehingga larutan menjadi seperti warna putih susu. Kemudian kita asamkan larutan tersebut dengan asam sulfat encer (20-30%). Setelah diasamkan terjadi poerubahan warna dimana erdapat endapan biru berlin pada larutan tersebut. Adanya endapan berwarna biru berlin menandakan adanya unsur nitrogen dalam senyawa tersebut.

c         Halogen
Pada percobaan ini kita asamkan 3 mL larutan L dengan HNO3 encer, setelah diasamkan terlihat Timbul letupan-letupan. Kemudiaan, ditambahkan 5 mL larutan AgNO3 encer (5-10%), ketika ditambahkan AgNO3 warna larutan menjadi kecoklatan. Selanjutnya larutan tersebut kita  didihkan pada saat dididihkan terdapat banyak endapan halus pada larutan tersebut.

8.2         Penentuan Kelas Kelarutan
          Pada percobaan penentuan kelas kelarutan ini kami menentukan kelarutan dari 4 senyawa yaitu gula, tepung, minyak, dan putih telur.  Senyawa tersebut kami uji menggunakan beberapa pelarut yaitu air, eter, NaOH 10%, NaHCO3 5%, HCL, H2SO4 pekat, dan H3PO4.
         
8.2.1  Kelarutan dalam Air
a         Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan air suling sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air (+).

b        Tepung
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram tepung  kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan air suling sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh, hal ini menandakan bahwa tepung tidak larut dalam air (-).
c         Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan air suling sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna Jernih, namun ada batasan antara minyak dan air.
d        Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan air suling sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna Jernih, Keruh dan terdapat busa.
8.2.2  Kelarutan dalam Eter
a         Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan larutan eter sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam eter (+).

b        Tepung
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram tepung  kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan larutan eter sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh dan tepung sedikit larut.
c         Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan larutan eter sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa minya larut dalam eter.

d        Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan larutan eter sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih namun ada batas antara keduanya

8.2.3  Kelarutan dalam NaOH 10%
a         Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaOH 10% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam NaOH 10%.

b        Tepung
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram tepung  kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaOH 10% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh.
c         Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaOH 10% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh dan ada batas antara keduanya.

d        Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaOH 10% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih dan terdapat busa.

8.2.4  Kelarutan dalam Kelarutan dalam NaHCO3 5%
a         Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaHCO3 5% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, dan menimbulkan gelembung –gelembung. Gelembung tersebut merupakan gas CO2 (+).

b        Tepung
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram tepung  kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaHCO3 5% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh dan terdapat menimbulkan gelembung –gelembung. Gelembung tersebut merupakan gas CO2.
c         Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaHCO3 5% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan minya telah larut (+).

d        Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaHCO3 5% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih dan terdapat busa.

8.2.5  Kelarutan dalam HCL
a         Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan HCL sebanyak 5 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna  jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam HCL (+).

b        Tepung
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram tepung  kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan HCL sebanyak 5 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan mula-mula berwarnakeruh, kemudian di saring dan dinetralkan dengan NaOH  larutan menjadi jernih (+).
c         Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan HCL sebanyak 5 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, namun ada batas antara keduanya.

d        Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan HCL sebanyak 5 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih dan terdapat busa.

8.2.6  Kelarutan dalam H2SO4  pekat
a         Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H2SO4 sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna berwarna kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman.

b        Tepung
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram tepung  kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H2SO4 sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok Tidak ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2.
c         Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H2SO4 sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa minyak larut (+).

d        Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H2SO4 sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh serta terdapat gumpalan di atas.

8.2.7  Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
a         Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H3PO4 sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut (+).

b        Tepung
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram tepung  kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H3PO4 sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, namun tepung mengendap.
c         Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H3PO4 sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh, dan ada batas antara minyak dengan H3PO4.

d        Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H3PO4 sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam H3PO4.

IX.  Kesimpulan
       Berdasarkan percobaan analisa kualitatif ujnsur-unsur zat organik dan penentuan kelas kelarutan dapat disumpulkan bahwa:
a         Analis kualitatif merupakan suatu cara pemeriksaan atau proses kimia yang menguji adanya ion atau unsur dalam suatu senyawa. Prinsip analisa kualitaif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analisis dengan menggunakan senyawa khusus untuk mengidentifikasi senyawa tersebut.
b        Tahapan kerja dalam analisa identifikasi karbon, hidrogen, belerang, dan fosfor semuanya hampir sama dimana kita identifikasi suatu senyawa yang mengandung unsur diatas dengan menggunakan reagen tertentu yang bisa mendeteksi unsur didalam senyawa tersebut. Untuk penentuan kelas kelarutan caranya beberapa senyawa akn kita uji kelas kelarutannya dengan menggunakan berbagai pelarut yang berbeda.  pada percobaan ini kami menggunakan senyawa berupa gula, tepung, minyak, dan putih telur dengan pelarutnya air, eter, NaOH 10%, NaHCO3 5%, HCL, H2SO4 pekat, dan H3PO4 pekat.
c         Pada percobaan ini kami menggunakan senyawa berupa gula, tepung, minyak, dan putih telur dengan pelarutnya air, eter, NaOH 10%, NaHCO3 5%, HCL, H2SO4 pekat, dan H3PO4 pekat. Hasil yang didapt bahwa gual dapat larut dalam semua jenis pelarut. Tepung dapat larut daalm pelarut HCL. Minyak dapat larut eter, NaHCO3 5%, dan H2SO4 pekat. Putih telur  dapat laru dalam pelarut NaOH 10%, NaHCO3 5%, dan H3PO4 pekat.

IX. PERTANYAAN:
1.      mengapa pada percobaan indetifikasi nitrogen terdapat endapan berwarna biru berlin?
2.     apa tanda-tanda di dalam suatu senyawa terdApat unsur halogen pada percobaan identifikasi  halogen?
3.   mengapa  pada percobaan kelarutan H2SO4 pekat menggunakan gula, krtika dicampur dan dikocok gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman ?

XI. Daftar Pustaka
Effendi, H. 2007.Telaah Kualitas Air, Kanisius, Yogyakarta.

Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta.

Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Madjid, A, 2008, Bahan Organik Tanah (online), (www.unsri.ac.id), diakses  20 Februari 2019
        Pukul  19.28 WIB, Makassar.

        diakses 21 Februari 2019, Pukul 19.00 WIB, Jambi.

Tim Kimia Organik, 2016, Penuntun Praktikum Kimia Organik I, UNJA, Jambi.

XII.  Lampiran Gambar
 adanya endapan dan warna
agak hitam menandakan 
adanya unsur halogen
uji halogen dengan tes beilstein
api berwarna hijau menandakan
adanya halogen 
uji kelas kelarutan pada sampel putih telur dengan barbagai
macam pelarut yang digunakan
uji kelas kelarutan sampel minyak dengan berbagai
pelarut yang digunakan

3 komentar:

  1. Saya Ratna Kartika Sari (011) jawaban no. 1 endapan biru berlin menandakan pada larutan tersebut terdapat unsur nitrogen.

    BalasHapus
  2. Saya mirnawati dengan nim 13. Saya akan menjawab permasalahan no 2. Pada percobaan halogen senyawa yang mengandung unsur halogen jika di identifikasi larutannya terdapat banyak endapan halus setelah larutan tersebut dididihkan

    BalasHapus
  3. Saya Friska Utami (A1C117021). Saya akan menjawab pertanyaan no.3. Menurut saya, hal ini disebabkan karena Gula akan mengalami dehidrogenasi dimana kadar air dalam gula hilang sehingga warna gula yang awalnya putih berubah menjadi merah kehitaman.

    BalasHapus