LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
RD. ABDURRAHMAN
(A1C117015)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII.
Data Pengamatan
7.1
Analisis Unsur
7.1.1
Karbon dan Hidrogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan
Tidak terjadi perubahan apa-apa
2.
Ditambahkan gula
(1/10 jumlah CuO)
Ketika
ditambahkan gula, gula tersebut tidak tampak lagi
3.
Dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 mL
Ca(OH)2 dipanaskan
Terdapat uap dan gelembung-gelembung yang timbul
7.1.2
Halogen
a.
Tes Beilstein
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan kawat tembaga, dinginkan lalu ditetesi
kawat dengan 2 tetes CCl4 dan dipijarkan
Pada saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan dan
ketika ditambahkan benzene timbul bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih.
b.
Tes CaO
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2
tetes CCl4
Tercium bau gas yang menyengat dan di pinggir dalam
tabung terdapat uap air.
2.
Didihkan
lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia
dan larutan dalam HNO3 encer
Warna
menjadi jenuh dan terdapat gelembung
7.1.3
Metoda Leburan dengan Natrium
a.
Belerang
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL larutan L dididihkan dan diperiksa
gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Warna yang dihasilkan bening, saat dipanaskan
seperti mendidih, larutan naik menuju ke permukaan tabung kearah kertas
saring basah.
2.
Pada
larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida
Setelah
ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida larutan berwarna bening.
b.
Nitrogen
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Ditambahkan 5 tetes FeSO4 dalam larutan L 3 Ml
Terdapat gumpalan kecoklatan
2.
Ditambahkan
FeCl3 1 tetes
Terlihat
seperti ada mintak dalam larutan
3.
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
Gumpalan coklat berpindah kebawah permukaan larutan
4.
Dididihkan
larutan tersebut
Larutan
menjadi seperti warna putih susu
5.
Diasamkan dengan asam sulfat encer (20-30%)
Terdapat endapan biru berlin
c.
Halogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL larutan L dengan HNO3 encer, dan
ditambahkan 5 mL larutan AgNO3 encer (5-10%)
Timbul letupan-letupan, dan ketika ditambahkan AgNO3
warna menjadi kecoklatan. Dan ketika dididihkan terdapat banyak endapan
halus.
7.2
Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1
Kelarutan dalam Air
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut
dalam air (+)
2.
Tepung
Larutan
keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
3.
Minyak
Jernih, namun ada batasan antara minyak dan air
4.
Putih
telur
Keruh
dan terdapat busa
7.2.2
Kelarutan dalam Eter
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan gula larut dalam eter(+)
2.
Tepung
Larutan
keruh dan tepung sedikit larut
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minya larut
dalam eter
4.
Putih
telur
Larutan
jernih namun ada batas antara keduanya
7.2.3
Kelarutan dalam NaOH 10%
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut
dalam NaOH 10%
2.
Tepung
Larutan
keruh
3.
Minyak
Larutan keruh dan ada batas antara keduanya
4.
Putih
telur
Larutan
jernih dan terdapat busa
7.2.4
Kelarutan dalam NaHCO3 5%
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, dan menimbulkan gas CO2
(+)
2.
Tepung
Larutan
keruh dan terdapat gelembung gas
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan minya telah larut
(+)
4.
Putih
telur
Larutan
jernih dan terdapat busa
7.2.5
Kelarutan dalam HCL
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut
dalam HCL (+)
2.
Tepung
Mula-mula
larutan keruh, kemudian di saring dan dinetralkan dengan NaOH larutan menjadi jernih (+)
3.
Minyak
Larutan jernih, namun ada batas antara keduanya
4.
Putih
telur
Larutan
keruh, dan terdapat endapan
7.2.6
Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan berwarna kuning jernih, gula menjadi
gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
2.
Tepung
Tidak
ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minyak larut (+)
4.
Putih
telur
Larutan
keruh serta terdapat gumpalan di atas
7.2.7
Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut
(+)
2.
Tepung
Jernih,
namun tepung mengendap.
3.
Minyak
Larutan keruh, dan ada batas antara minyak dengan H3PO4
4.
Putih
telur
Larutan
jernih, hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam H3PO4
VIII.
Pembahasan
Identifikasi kandungan unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).
8.1
Analisis Unsur
8.1.1 Karbon
dan Hidrogen
Pada
percobaan analisis unsur karbon dan hidrogen kami mengidentifikasinya
menggunakan serbuk CuO. Pada saat praktikum dimasukkan 1-2 gram CuO kering kedalam cawan porselin dan dipanaskan pada pemanas bunsen Tidak terjadi perubahan apa-apa. Setelah dipanaskan dimasukkan sejumlah gula (1/10 jumlah CuO). Ketika ditambahkan gula, gula
tersebut tidak tampak lagi. Kemudian, kita alirkan pipa ke
dalam tabung yang berisi 10 mL Ca(OH)2 dipanaskan.
Setelah dipanaskan Terdapat uap
dan gelembung-gelembung yang timbul.
8.1.2
Halogen
Pada
percobaan analisi halogen kami melakukannya dengan menggunakan tes
beilstein dan tes CaO. Pada tes beilstein yang pertama harus dilakukan adalah panaskan
kawat tembaga, Pada saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan kemudianm
didinginkan lalu ditetesi kawat dengan 2 tetes benzena dan dipijarkan timbul
bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih.
Pada
tes CuO yang pertama harus dilakukan adalah kita panaskan CaO sampai suhu tinggi Seteah kita panaskan kita tambahkan 2 tetes benzena karena
ketidaktersediaan CCl4 kami menggunakan benzena. Setelah ditambahkan
benzena Tercium bau gas yang menyengat dan
di pinggir dalam tabung terdapat uap air. Kemudian kita didihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3
encer. Kemudian, terjadi perubahan Warna menjadi jenuh dan terdapat gelembung.
8.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium
a
Belerang
Pada
percobaan ini praktikan harus menentukan apakah uji belerangnya terdapat atau
tidak. Pada saat praktikum Diasamkan 3 mL
larutan L dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring
basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%. Warna yang dihasilkan bening, saat
dipanaskan seperti mendidih, larutan naik menuju ke permukaan tabung kearah
kertas saring basah. Selanjutnya, Pada larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida. Setelah
ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida kita amati bahwa larutan
berwarna bening.
b
Nitrogen
Pada
percoabann nitrogen kami mengidentifikasi nitrogen menggunakan larutan L berupa
amonik. Pada saat melakukan praktikum diambil 5 tetes FeSO4 dan ditambahkan dalam larutan L sebanyak 3 Ml. Terlihat bahwa pada larutan tersebu terdapat gumpalan kecoklatan. Kemudian kita tambahkan FeCl3 sebanyak 1 tetes. Setelah
ditambahkan FeCl3 di dalam larutan tersebut terlihat seperti ada mintak dalam larutan. Kemudian, ditambahkan 5 tetes larutan KF 10% terlihat gumpalan coklat berpindah
kebawah permukaan larutan. Srtelah itu
kita didihkan larutan tersebut sehingga larutan menjadi seperti warna putih susu. Kemudian kita asamkan larutan tersebut dengan asam sulfat encer (20-30%). Setelah diasamkan terjadi poerubahan warna dimana erdapat endapan biru berlin pada larutan tersebut. Adanya endapan berwarna biru berlin menandakan
adanya unsur nitrogen dalam senyawa tersebut.
c
Halogen
Pada percobaan
ini kita asamkan 3 mL larutan L dengan HNO3
encer, setelah diasamkan terlihat Timbul letupan-letupan. Kemudiaan, ditambahkan 5
mL larutan AgNO3 encer (5-10%), ketika ditambahkan AgNO3 warna larutan menjadi kecoklatan. Selanjutnya larutan tersebut kita
didihkan pada saat dididihkan
terdapat banyak endapan halus pada larutan tersebut.
8.2
Penentuan Kelas Kelarutan
Pada percobaan penentuan kelas kelarutan ini
kami menentukan kelarutan dari 4 senyawa yaitu gula, tepung, minyak, dan putih
telur. Senyawa tersebut kami uji
menggunakan beberapa pelarut yaitu air, eter, NaOH 10%, NaHCO3 5%,
HCL, H2SO4 pekat, dan H3PO4.
8.2.1 Kelarutan
dalam Air
a
Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan air suling sebanyak 3 ml.
Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok
larutan berwarna Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air (+).
b
Tepung
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram tepung kedalam
tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan air suling sebanyak 3 ml.
Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah
dikocok larutan berwarna keruh, hal ini
menandakan bahwa tepung tidak
larut dalam air (-).
c
Minyak
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram minyak kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita
tambahkan air suling sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok
kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna Jernih, namun ada batasan antara minyak dan air.
d
Putih telur
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram putih telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita
tambahkan air suling sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok
kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna Jernih, Keruh dan terdapat busa.
8.2.2
Kelarutan dalam Eter
a
Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan larutan eter sebanyak 3
ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah
dikocok larutan berwarna Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam eter (+).
b
Tepung
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram tepung kedalam
tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan larutan eter sebanyak 3 ml.
Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah
dikocok larutan berwarna keruh dan tepung sedikit larut.
c
Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan larutan eter sebanyak 3
ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah
dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa minya larut dalam eter.
d
Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih
telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan larutan eter sebanyak
3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa
setelah dikocok larutan berwarna jernih namun ada batas antara keduanya
8.2.3
Kelarutan dalam NaOH 10%
a
Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaOH 10% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam NaOH 10%.
b
Tepung
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram tepung kedalam
tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaOH 10% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh.
c
Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaOH 10% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh dan ada batas antara keduanya.
d
Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih
telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaOH 10% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih dan terdapat busa.
8.2.4
Kelarutan dalam Kelarutan dalam NaHCO3
5%
a
Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaHCO3
5% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok
kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih,
dan menimbulkan gelembung –gelembung.
Gelembung tersebut merupakan gas CO2 (+).
b
Tepung
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram tepung kedalam
tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaHCO3
5% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok
kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh
dan terdapat menimbulkan gelembung –gelembung.
Gelembung tersebut merupakan gas CO2.
c
Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaHCO3
5% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok
kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih,
hal ini menandakan minya telah larut (+).
d
Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih
telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan NaHCO3
5% sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok
kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih dan terdapat busa.
8.2.5
Kelarutan dalam HCL
a
Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan HCL sebanyak 5 ml.
Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah
dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut
dalam HCL (+).
b
Tepung
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram tepung kedalam
tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan HCL sebanyak 5 ml. Selanjutnya,
larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan mula-mula
berwarnakeruh, kemudian di saring
dan dinetralkan dengan NaOH larutan
menjadi jernih (+).
c
Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan HCL sebanyak 5 ml. Selanjutnya,
larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih,
namun ada batas antara keduanya.
d
Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih
telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan HCL sebanyak 5 ml.
Selanjutnya, larutan tersebut kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah
dikocok larutan berwarna jernih dan terdapat busa.
8.2.6
Kelarutan dalam H2SO4
pekat
a
Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H2SO4
sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna berwarna
kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
b
Tepung
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram tepung kedalam
tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H2SO4
sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok Tidak
ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2.
c
Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H2SO4
sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih,
hal ini menandakan bahwa minyak
larut (+).
d
Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih
telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H2SO4
sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut kita
kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh
serta terdapat gumpalan di atas.
8.2.7
Kelarutan dalam H3PO4
Pekat
a
Gula
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram gula
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H3PO4
sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih,
Hal ini menandakan bahwa gula larut (+).
b
Tepung
Pada percobaan
ini dimasukkan 0,1 gram tepung kedalam
tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H3PO4
sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, namun tepung
mengendap.
c
Minyak
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram minyak
kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H3PO4
sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna keruh,
dan ada batas antara minyak dengan H3PO4.
d
Putih telur
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram putih
telur kedalam tabung reaksi besar. kemudian, kita tambahkan H3PO4
sebanyak 3 ml. Selanjutnya, larutan tersebut
kita kocok kuat-kuat. Terlihat bahwa setelah dikocok larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam
H3PO4.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan analisa kualitatif ujnsur-unsur zat organik dan penentuan kelas
kelarutan dapat disumpulkan bahwa:
a
Analis kualitatif merupakan suatu cara pemeriksaan atau proses kimia yang
menguji adanya ion atau unsur dalam suatu senyawa. Prinsip analisa kualitaif
berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analisis dengan
menggunakan senyawa khusus untuk mengidentifikasi senyawa tersebut.
b
Tahapan kerja dalam analisa identifikasi karbon, hidrogen, belerang, dan
fosfor semuanya hampir sama dimana kita identifikasi suatu senyawa yang
mengandung unsur diatas dengan menggunakan reagen tertentu yang bisa mendeteksi
unsur didalam senyawa tersebut. Untuk penentuan kelas kelarutan caranya
beberapa senyawa akn kita uji kelas kelarutannya dengan menggunakan berbagai
pelarut yang berbeda. pada percobaan ini
kami menggunakan senyawa berupa gula, tepung, minyak, dan putih telur dengan
pelarutnya air, eter, NaOH 10%, NaHCO3
5%, HCL, H2SO4 pekat, dan H3PO4 pekat.
c
Pada percobaan ini kami menggunakan senyawa berupa gula, tepung, minyak,
dan putih telur dengan pelarutnya air, eter, NaOH 10%, NaHCO3 5%, HCL, H2SO4
pekat, dan H3PO4 pekat. Hasil yang didapt bahwa
gual dapat larut dalam semua jenis pelarut. Tepung dapat larut daalm pelarut
HCL. Minyak dapat larut eter, NaHCO3 5%, dan H2SO4 pekat.
Putih telur dapat laru dalam pelarut NaOH
10%, NaHCO3 5%, dan H3PO4 pekat.
IX. PERTANYAAN:
1. mengapa pada percobaan indetifikasi nitrogen
terdapat endapan berwarna biru berlin?
2. apa
tanda-tanda di dalam suatu senyawa terdApat unsur halogen pada percobaan
identifikasi halogen?
3. mengapa pada percobaan kelarutan H2SO4
pekat menggunakan gula, krtika dicampur dan
dikocok gula menjadi gumpalan warna merah
kehitam-hitaman ?
XI. Daftar Pustaka
Effendi, H. 2007.Telaah Kualitas Air, Kanisius, Yogyakarta.
Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia
Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press,
Jakarta.
Madjid, A, 2008, Bahan Organik Tanah (online),
(www.unsri.ac.id), diakses 20 Februari 2019,
Pukul 19.28 WIB, Makassar.
Syamsurizal, 2019, Analisis Kualitatif Senyawa organik, (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/),
diakses 21 Februari 2019, Pukul 19.00 WIB,
Jambi.
Tim Kimia Organik,
2016, Penuntun Praktikum Kimia Organik I, UNJA, Jambi.
XII. Lampiran Gambar
adanya endapan dan warna
agak hitam menandakan
adanya unsur halogen
uji halogen dengan tes beilstein
api berwarna hijau menandakan
adanya halogen
uji kelas kelarutan pada sampel putih telur dengan barbagai
macam pelarut yang digunakan
uji kelas kelarutan sampel minyak dengan berbagai
pelarut yang digunakan
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
RD. ABDURRAHMAN
(A1C117015)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
7.1
Analisis Unsur
7.1.1
Karbon dan Hidrogen
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan
|
Tidak terjadi perubahan apa-apa
|
2.
|
Ditambahkan gula
(1/10 jumlah CuO)
|
Ketika
ditambahkan gula, gula tersebut tidak tampak lagi
|
3.
|
Dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 mL
Ca(OH)2 dipanaskan
|
Terdapat uap dan gelembung-gelembung yang timbul
|
7.1.2
Halogen
a.
Tes Beilstein
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Dipanaskan kawat tembaga, dinginkan lalu ditetesi
kawat dengan 2 tetes CCl4 dan dipijarkan
|
Pada saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan dan
ketika ditambahkan benzene timbul bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih.
|
b.
Tes CaO
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2
tetes CCl4
|
Tercium bau gas yang menyengat dan di pinggir dalam
tabung terdapat uap air.
|
2.
|
Didihkan
lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia
dan larutan dalam HNO3 encer
|
Warna
menjadi jenuh dan terdapat gelembung
|
7.1.3
Metoda Leburan dengan Natrium
a.
Belerang
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Diasamkan 3 mL larutan L dididihkan dan diperiksa
gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
|
Warna yang dihasilkan bening, saat dipanaskan
seperti mendidih, larutan naik menuju ke permukaan tabung kearah kertas
saring basah.
|
2.
|
Pada
larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida
|
Setelah
ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida larutan berwarna bening.
|
b.
Nitrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Ditambahkan 5 tetes FeSO4 dalam larutan L 3 Ml
|
Terdapat gumpalan kecoklatan
|
2.
|
Ditambahkan
FeCl3 1 tetes
|
Terlihat
seperti ada mintak dalam larutan
|
3.
|
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
|
Gumpalan coklat berpindah kebawah permukaan larutan
|
4.
|
Dididihkan
larutan tersebut
|
Larutan
menjadi seperti warna putih susu
|
5.
|
Diasamkan dengan asam sulfat encer (20-30%)
|
Terdapat endapan biru berlin
|
c.
Halogen
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Diasamkan 3 mL larutan L dengan HNO3 encer, dan
ditambahkan 5 mL larutan AgNO3 encer (5-10%)
|
Timbul letupan-letupan, dan ketika ditambahkan AgNO3
warna menjadi kecoklatan. Dan ketika dididihkan terdapat banyak endapan
halus.
|
7.2
Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1
Kelarutan dalam Air
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut
dalam air (+)
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
|
3.
|
Minyak
|
Jernih, namun ada batasan antara minyak dan air
|
4.
|
Putih
telur
|
Keruh
dan terdapat busa
|
7.2.2
Kelarutan dalam Eter
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan jernih, hal ini menandakan gula larut dalam eter(+)
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
keruh dan tepung sedikit larut
|
3.
|
Minyak
|
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minya larut
dalam eter
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
jernih namun ada batas antara keduanya
|
7.2.3
Kelarutan dalam NaOH 10%
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut
dalam NaOH 10%
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
keruh
|
3.
|
Minyak
|
Larutan keruh dan ada batas antara keduanya
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
jernih dan terdapat busa
|
7.2.4
Kelarutan dalam NaHCO3 5%
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan jernih, dan menimbulkan gas CO2
(+)
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
keruh dan terdapat gelembung gas
|
3.
|
Minyak
|
Larutan jernih, hal ini menandakan minya telah larut
(+)
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
jernih dan terdapat busa
|
7.2.5
Kelarutan dalam HCL
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut
dalam HCL (+)
|
2.
|
Tepung
|
Mula-mula
larutan keruh, kemudian di saring dan dinetralkan dengan NaOH larutan menjadi jernih (+)
|
3.
|
Minyak
|
Larutan jernih, namun ada batas antara keduanya
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
keruh, dan terdapat endapan
|
7.2.6
Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan berwarna kuning jernih, gula menjadi
gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
|
2.
|
Tepung
|
Tidak
ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2
|
3.
|
Minyak
|
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minyak larut (+)
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
keruh serta terdapat gumpalan di atas
|
7.2.7
Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
No.
|
Bahan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Gula
|
Larutan jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut
(+)
|
2.
|
Tepung
|
Jernih,
namun tepung mengendap.
|
3.
|
Minyak
|
Larutan keruh, dan ada batas antara minyak dengan H3PO4
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
jernih, hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam H3PO4
|
VIII.
Pembahasan
Identifikasi kandungan unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).XII. Lampiran Gambar
adanya endapan dan warna
agak hitam menandakan
adanya unsur halogen
agak hitam menandakan
adanya unsur halogen
uji halogen dengan tes beilstein
api berwarna hijau menandakan
adanya halogen
uji kelas kelarutan pada sampel putih telur dengan barbagai
macam pelarut yang digunakan
uji kelas kelarutan sampel minyak dengan berbagai
pelarut yang digunakan
Saya Ratna Kartika Sari (011) jawaban no. 1 endapan biru berlin menandakan pada larutan tersebut terdapat unsur nitrogen.
BalasHapusSaya mirnawati dengan nim 13. Saya akan menjawab permasalahan no 2. Pada percobaan halogen senyawa yang mengandung unsur halogen jika di identifikasi larutannya terdapat banyak endapan halus setelah larutan tersebut dididihkan
BalasHapusSaya Friska Utami (A1C117021). Saya akan menjawab pertanyaan no.3. Menurut saya, hal ini disebabkan karena Gula akan mengalami dehidrogenasi dimana kadar air dalam gula hilang sehingga warna gula yang awalnya putih berubah menjadi merah kehitaman.
BalasHapus