LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
RD. ABDURRAHMAN
(A1C117015)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
7.1 Rekristalisasi
NO.
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
2
sudip asam benzoat + 1 sudip norit + 1 sudip glukosa lalu dilarutkan dalam
air panas.
|
Larutannya
larut tetapi masih ada asam benzoat yang belum larut, dan larutan berwarna
hitam.
|
2.
|
Dilakukan
pemanasan
|
Larutan
yang belum larut menjadi larut semua.
|
3.
|
Disaring
larutan dengan corong buchner yang telah di alasi kertas saring dan disiram
dengan air panas yang endapan tertinggal.
|
Warna
larutan yang hitam menjadi jernih saat di saring dan endapan tertinggal di
kertas saring.
|
4.
|
Dijenuhkan
dengan didinginkan dalam air es.
|
Timbul
kristal putih seperti jarum.
|
5.
|
Disaring
larutan yang sudah dijenuhkan, lalu dikeringkan
|
Kristal
putih tertinggal dikertas saring
|
6.
|
Uji
titik lelehnya
|
Mulai
meleleh pada suhu 117 °c dan tepat semuanya meleleh pada suhu 120 °c
|
7.2 Sublimasi
NO.
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Cawan
penguap yang telah diisi 1 gram naftalen dan 1 gram pengotor. Dipanaskan ±4
menit.
|
Terdapat
kristal yang menepel di dinding corong
dan di bawah kapas serta di kertas saring.
|
2.
|
Diuji
titik lelehnya.
|
Pada
suhu 78 °c kristal
mulai meleleh dan pada suhu 80°c kristal tepat
semuanya meleleh.
|
VIII. Pembahasan
Kita memerlukan pendekatan dan teknik tertentu dalam pemurnian suatu zart padat dari campurannya. Mengetahui atau mengidentifikasi zat padat yang akan kita murnikan dan mengenal sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimianya merupakan cara pendekatan yang sederhana. Pengetahuan yang daam mengenai sifat fisik dan kima sangat menentrukan keberhasilan pemisahan zat padat yang akan dimurniakn dalam suatu pelarut. Kita sebagai seorang praktikan harus mengetahui dengn baik jenis pelarut dan gradien kepolarannya ketika mencampurka dua atau tiga jenis pelarut untuk melatutkan suatu zat padat. Selanjutnya ada beberapa faktor teknis dalam memurnikan suatu zat padat, misalnya teknik kristalisasi, sublimasi dan khromatografi. Teknik yang kita pilih harus sesuia dengan kompleksitas zat tersebut. Sesudah memurnikan zat padat kita perlu menguji tingkat kemurniannya baik dengn pengujian titik leleh atau khromatografi lapis tipis (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/).8.1 Percobaan Rekristalisai
Pada percobaan Rekristalisasi kami menggunakan asam benzoat tercemar, gulukosa dan norit. Dimana pada percobaan ini kami menggunakan glukosa sebagai pencemar dan norit berfungsi sebagai zat yang akan membantu proses kristalisasi. perbandingannya yaitu 2 ujung sudip asam benzoat , 1 ujung sudip glukosa dan 1 ujung sudip norit dimasukkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan kedalam air panas sambil diaduk hingga semua larut. setelah larut semua warna air menjadi hitam, kemudian disaring menggunakan corong buchner dan kertas saring dalam keadaan panas serta ditampung filtratnya. Siram endapan yang tertinggal ,menggunakan air panas kemudian dijenuhkan. larutan sedikit berkurang waran hitamnya pada suhu 350 C sebelum dijenuhkan. Setelah dijenuhkan larutan tersebut didinginkan dengan menggunakan es batu dengan suhu 20 C. ketika proses pendinginan berlangsung terdapat kristal-kristal pada di bawah dan pinggir- pinggir gelas. Kristal yang terbentuk kemudian kami masukkan kedalam pipa kapiler dan kami uji titik lelehnya. Hasil yang didapat yaitu pada suhu 1200 C sudah meleleh dan pada suhu 1170 C mulai meleleh. Jika dibandingkan dengan titik leleh aasam benzoat murni yaitu 119-1200 C. Sehingga naftalen yang kami dapatkan pada proses kristalisasi dapat dikatakan cukup murni.
8.2 Sublimasi
pada percobaan ini kami menggunakan naftalen yang sudah tercemari. Dimana pada percobaan ini kami mencampurkan naftalen dengan tanah. Hal yang pertama kami lakukan adalah memasukkan 1-2 gram naftalen kedalam cawan penguap kemudian ditutup dengan kertas saring yang telah dibuat lubang. kemudian disumbat corong dengan kapas lalu dipanaskan. saat dilakukan pemanasan corong menjadi buram karena adanya uap naftalen, lalu lama-kelamaan mencul butiran-butiran kristal pada samping corong dan diatas kertas saring. kemudian dihentikan pemanasan dan dikumpulkan zat yang ada pada kertas saring dan corong serta zat pengotor tertinggal didalam cawan. pada proses sublimasi ini naftalen menyumblim pada suhu kamar sehingga terbentuknya padatan krital naftalen. kristal naftalen yangtelah dikumpulkan di masukkan kedalam pipa kapiler dan kami uji titik lelehnya menggunakan MPA. Hasil yang didapat yaitu pada suhu 80,30 C sudah meleleh dan pada suhu 730 C mulai meleleh. Jika dibandingkan dengan titik leleh naftalen murni yaitu 74-800 C. Sehingga naftalen yang kami dapatkan pada proses sublimasi dapat dikatakan cukup murni.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
- Pada proses kritalisasi kita harus memperhatikan senyawa pengotor pada zat tersebut, suhu saat proses pemanasan dan faktor teknis dalam melakukan proses kritalisasi agar zat yang dihasilkan murni.
- Pemilihan pelarut hendaknya berdasarkan beberapa kriteria dimana pengotor harus sangat larut atau hanya sedikit larut dalam pelarut yang digunakan , pelarut harus mudah dihilangkan dari kristal murninya dan Tidak terjadi reaksi antara pelarut dengan zat yang dipisahkan.
- Untuk menjernihkan atau menghilangkan warna pelarut kita dapat menjenuhkan larutan tersebut dan kemudian menyaringnya agar mendapatkan larutan yang jernih.
- memisahkan campuran dengan proses kristalisasi bertujuan memisahkan zat dari pengotornya untuk mendapatkan zat murni suatu senyawa dalam bentuk krital padatan.
1. Mengapa larutan perlu dijenuhkan pada percobaan rekritalisasi?
2. Mengapa proses pendinginan pada percobaan rekritalisasi menggunakan air es?
3. Apa yang menyebabkan Naftalen dapat menyublim pada proses rekritalisasi?
XI. Daftar Pustaka
Agustina, 2013, Analisis Kimia, jakarta, Gramedia.
Johan, 2006, Kimia Organik, Jakarta, Erlangga.
Syamsurizal, 2019, Pemurnian Zat Padat
16.00 WIB, Jambi.
Syukri, 2003, Kimia Dasar I, Bandung, ITB.
Tim Kimia Organik, 2016, Penuntun Praktikum Kimia Organik I, UNJA, Jambi.
XII. Lampiran Gambar
penyaringan asam benzoat yang tercemar
untuk direkristalisasi
Kotoran dari penyaringan asam benzoat yang tercemar
Hasil
penyaringan Kristal asam benzoat yang telah dijenuhkan
kristal naftalen yang melekat dicorong kaca
Novela melinda (A1C117007). Untuk pertanyaan nomor 2, menurut saya karena teemometer yang digunakan memiliki batas atas 100 derajat celcius dan batas bawah 0 derajat celcius , dan air memiliki suhu keduanya sehingga air es dan air mendidih digunakan untuk kalibrasi yang bertujuan untuk menentukan termometer berfungsi dengan baik
BalasHapusPutri Ayu Indah Lestari (05) akan menjawab pertanyaan nomor 3. Penyebab dari naftalen dapat menyublim yaitu dipengaruhi oleh faktor suhu dimana pada suhu kamar akan menyublim dari bentuk padat menjadi gas tanpa melalui fase mencair
BalasHapussaya brezza fitri noventi (055) saya akan menjawab no 1 larutan dijenuhkan karena kristal hanya dapat terbentuk jika larutan tersebut jenuh dan masing masing molekul dalam yang terlarut akan menyatu dan membentuk kristal
BalasHapus